Petinggi Uber berhasil melakukan public listing perusahaan mereka meskipun hasil yang di targetkan tidak sesuai, Sederet pejabat top seperti CEO Dara Khosrowshahi dan pendiri Uber Travis Kalanick hadir dalam listing perdana Uber pada Jumat (10/5/2019) itu.
Tapi bukan Khosrowshahi ataupun Kalanick, Geidt-lah yang mendapatkan kehormatan untuk membunyikan bel pembukaan.
Ia adalah karyawan keempat Uber yang saat ini bertindak sebagai Head of Strategy untuk Advanced Technologies Group di Uber. Geidt bergabung dengan Uber pada 2010 sebagai pekerja magang dan sejak itu telah memegang berbagai peran bersama perusahaan.
Ia blak-blakan mengisahkan perjuangannya mengatasi kecanduan pada obat-obatan. Geidt bahkan memberi kredit atas kesuksesannya di startup berjam terbang tinggi ini pada segala keterampilan yang dia pelajari saat menjalani rehabilitasi.
Geidt memang kemudian menjalani rehabilitasi, tetapi butuh beberapa tahun baginya untuk pulih. Dia sampai harus meninggalkan sekolah pada waktu itu. Namun ia berhasil kembali ke bangku kuliahnya, sembuh, dan lulus di usia 25 tahun.
Perjalanannya menuju Wall Street tidak mudah atau dapat diprediksi. Setelah lulus dari University of California di Berkeley pada 2010, Geidt harus terlebih dahulu bergulat dengan kondisi lapangan pekerjaan pascaresesi 2008 di Amerika Serikat.
Di tengah masa-masa yang penuh ketidakpastian, ia mencoba peruntungannya dengan menuliskan surat lamaran untuk lowongan magang dari sebuah startup bernama Uber.
Padahal kalau dipikir-pikir, isi resume yang disampaikannya kepada Uber saat itu relatif kosong. Gadis ini sangat minim pengalaman untuk ditonjolkan karena sulitnya mendapatkan pekerjaan. Tapi Geidt cuek mengirimkan sebuah surel kepada Ryan Graves, CEO Uber pada saat itu, dan terang-terangan meminta pekerjaan. Kali ini Dewi Fortuna memihak pada Geidt.
Graves menyambut antusiasme Geidt dan memintanya untuk membuat presentasi tentang dirinya sendiri. Rasa humor yang cerdas dalam presentasi Geidt dinilai mengesankan. Graves bersedia memberi posisi magang yang diincarnya.
Setelah jungkir balik di bursa kerja, Geidt sadar harus mengambil risiko dengan Uber. Geidt bergabung dengan Uber sebagai karyawan keempat dan karyawan magang pertama pada 2010.
Seperti halnya masa-masa awal pendirian banyak perusahaan, peran Geidt di startup itu tidak didefinisikan secara jelas. Ia hampir-hampir melakukan segala sesuatu mulai dari membagikan selebaran, menghubungi calon pengemudi, hingga mengembangkan strategi bersama pemimpin perusahaan. Seiring dengan tumbuhnya perusahaan, peran Geidt pun terus berubah mengikuti kebutuhan.
Bagian dari peran utama Geidt yang terus berkembang adalah mengawasi ekspansi Uber ke pasar internasional. Ketika perusahaan tumbuh, begitu pula peran Geidt. Pada 2015, ia menjalankan tim yang memperluas Uber ke pasar internasional baru, seperti Australia.
Ia kemudian dipercaya menjadi otak strategi terdepan Advanced Technologies Group di Uber sejak 2016, untuk mengawasi sebagian besar langkah perusahaan dalam mobil kemudi otomotis (self-driving cars).
Geidt notabene bertugas mengawasi operasi dan pengembangan unit ini di Uber. Ia mencari tahu peta jalan strategis yang akan membawa kendaraan berteknologi tinggi ini bergerak secara nasional.
Full-Stack Developer | Data Scientist