279 juta data penduduk Indonesia diduga bocor dan dijual bebas disalah satu forum yang mencakup data NIK, KTP, No Handphone, Email, Nama, Alamat bahkan besaran gaji dan 20 juta data lengkap dengan photo. Kurang lebih seperti itu info yang disematkan oleh penjual data tersebut setelah kami coba telusuri.
279 Juta Data, berarti data seluruh negara?
Kalau dilihat dari jumlah penduduk Indonesia saat ini, menurut Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk Indonesia hingga September 2020 menyentuh angka 270,2 juta jiwa. Apakah ini berarti data tersebut lebih banyak dari data yang sebenarnya? Hasil penelusuran kami, ternyata data yang dijual tersebut tidak hanya data penduduk yang masih hidup, melainkan juga termasuk data penduduk yang telah meninggal.
Dari Mana Kebocoran Data Ini Berasal?
Berita ini ramai dibicarakan pertama kali karena menjadi viral di social media twitter.
“Hayoloh kenapa ga rame ini data 279 juta penduduk indonesia bocor dan dijual dan bahkan data orang yg udah meninggal, kira – kira dari instansi mana?,” ujar @ndagels.
Adalah akun twitter dengan id @ndagels yang cukup banyak mendapat respon dari warganet Indonesia mengenai masalah ini.
Hayoloh kenapa ga rame ini data 279 juta penduduk indonesia bocor dan dijual dan bahkan data orang yg udah meninggal, kira – kira dari instansi mana? pic.twitter.com/vjglgWBO9I
— Mas Adem (@ndagels) May 20, 2021
Beberapa warganet Indonesia yang merespon twitt ini juga telah mengkonfirmasi bahwa nama mereka juga ikut tercantum didalamnya. Meski data tidak up to date, karena telah berganti nomer telpon atau alamat.
Gambar diatas adalah screenshot yang dibagikan oleh akun kotz, namun telah kami lakukan blok pada informasi yang penting.
Data ini diperjual belikan diforum raidforums, dari user dengan id kotz. User tersebut memberikan data sampel sebanyak 1 juta secara gratis. Penjual juga mencantumkan alamat kontak telegramnya agar dapat dihubungi bagi yang berminat melakukan pembelian. Data tersebut dijual dengan nilai 0.15 BTC atau setara kisaran 6000 USD yang jika dirupiahkan sekitar 80 jutaan rupiah.
Sementar itu dikutip dari akun twitter @Br_AM, data tersebut adalah milik dari BPJS
https://twitter.com/Br__AM/status/1395254340621783045
Jika ini benar, maka akan kembali menjadi pukulan telak bagi negara ini dalam rangka melindungi data pribadi dari penduduknya, mengingat ini bukanlah hal pertama kali terjadi di Indonesia. Masalah ini tidak bisa menjadi hal yang dianggap sepele di era digital saat ini. Karena akan menjadi trust issue bagi penduduk Indonesia sendiri dan menjadi sorotan dunia sampai sejauh mana kita sebagai negara mampu bersaing di era digital.
IT Security and Digital Forensics Enthusiast
